Gridhot.ID - Tsunami covid-19 India memang membuat negara tersebut mengalami krisis luar biasa.
Bahkan sempat tercatat ribuan orang meninggal dunia tiap harinya sampai tempat kremasi dan pemakaman kewalahan menangani wabah tersebut.
Meski begitu setelah beberapa lama, tsunami covid-19 India ini dikabarkan sudah mulai mereda akibat program vaksinasi yang sedang berjalan.
Sayangnya masih banyak orang yang terdampak wabah covid-19 dan kebingungan terkait masa depan mereka.
Dikutip Gridhot dari Indian Express, India memang sudah menjalankan program vaksinasi covid-19 sejak 6 bulan yang lalu.
Namun sayangnya program tersebut masih belum juga menyasar orang-orang yang harus tinggal di pengungsian selama ini.
Ratusan shelter yang ada di Delhi diketahui menampung hingga lebih dari 4000 orang.
Namun semua orang tersebut tak ada satupun yang hingga kini mendapat suntikan dosis vaksin covid-19.
Banyak yang sudah kembali bekerja dan beraktivitas sembari menunjukkan sertifikat vaksinasi mereka.
Bahkan sertifikat vaksin tersebut bisa menjadi syarat pembuatan passport, sim, serta beberapa layanan publik lainnya.
Mereka yang masih bertahan di pengungsian hingga kini masih belum bisa kembali bekerja akibat masih belum mendapatkan vaksin yang mereka butuhkan,
"Sepertinya kita sudah tidak butuh vaksin, banyak orang di sini yang sering sakit-sakitan dan langsung dibawa ke rumah sakit tanpa tahu mereka mengalami penyakit apa. Emang ada yang benar-benar peduli dengan kami?" ungkap Pant Singh (70) di tengah keputusasaannya.
Para penghuni pengungsian mengaku beberapa petugas sudah mendata nama mereka, namun hingga detik ini mereka masih belum mendapatkan vaksin yang menjadi hak mereka juga.
Salah satu penghuni mengatakan kalau dirinya sangat butuh divaksin segera karena bosnya sudah menyuruhnya untuk kembali bekerja.
Sayangnya syarat sang bos yang mengharuskan karyawannya sudah divaksin kini masih belum bisa dia penuhi.
Lebih parahnya lagi, petugas kesehatan di tempat pengungsian tersebut juga belum mendapatkan vaksin covid-19.
Hingga kini pemerintah India sendiri belum mengeluarkan pernyataan terkait kasus ini.
(*)